Memori Rindu yang Kelabu

Tulisan itu kubuatkan untuknya, wanita terindah nan kukenal sejak lama. Ia membuatku jatuh hati tak terkira. Lama waktu berlalu, tak jua kulupa akan dirinya. Aku terpuruk saat ditinggalkannya. Ia cinta pertama ketika kutahu arti cinta. 💔

Tulisan itu kubuatkan untuknya, wanita sederhana yang tak punya banyak pinta. Ia bidadari di batas senja. Aku tertawan olehnya dikala ia melirik ke arahku dan tersenyum dengan makna yang menggoda. 😍 Ia sang pujaan hati yang tersimpan dalam memori mimpi. Kuputar ingatan itu ketika kumerindu. 💭

Entah ada di mana ia saat ini? Yang jelas, ia tak mungkin lagi kembali. 😔 

Seribu Harap di Bawah Cahaya Fajar Cinta

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Tak perduli meski penuh lika-liku yang kulalui.

Kurelakan melangkah sejauh apapun itu.

Asalkan ia memang benar-benar ada untukku.

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Walau terjangan badai melampaui anganku, kutetap maju tuk menjemputnya dan kubawa ia ke dermaga kasihku.

Kujaga ia sepenuh hati dan setulus jiwa karena ia hadiah Tuhan untukku.

 

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.
kusebrangi samudra rindu yang bergelora, kan kuterjang gurun penantian yang membakar, demi sekeping rembulan hatinya yang telah lama kunanti.

Setiap jejak langkahku adalah doa yang membelah cakrawala, merajut takdir untuk bersua di singgasana cinta abadi.

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Biarkan bintang-bintang menjadi saksi bisu atas sumpah setia yang terukir di jiwa, bahwa separuh nafasku adalah miliknya.

Kan kudekap erat titian kebahagiaan bersamanya, membangun istana impian di batas senja, di mana fajar cinta takkan pernah pudar. 

Derita di Balik Dinding Harapan

 Lelah harap kurasa,

Kekecewaan di balik angan-angan semu.

Keinginanku lagi-lagi tak berderma,

Aku terjatuh di bawah ranting-ranting luka yang menganga.

 

Jiwa ini merintih, menangisi takdir yang kejam,

Bagai layar koyak diterjang badai penyesalan.

Setiap janji, bak fatamorgana di gurun hati,

Lenyap ditelan bayang-bayang, menyisakan puing mimpi.

Harapan, dulu bersemi seindah pelangi,

Kini layu, ditusuk sembilu realita yang bengis.

Hati remuk redam, berteriak tanpa suara,

Ditelan sunyi, merajut lara tak bertepi.

Rezeki yang Tak Terduga di Tengah Keputusasaan 🌧️✨

Aku terdiam, tak tahu arah tujuan di tengah jalan.

Ke sana ke mari, tanda mencari bantuan.

Berharap ada orang yang bisa ditanya, manakah angkutan umum yang searahku pulang.

Cuaca pun hujan dan petir keras menggelegar. ⚡

Namun melangkah tetap kulakukan, hingga aku menabrak pembatas jalan.

Nggak mau nerima risiko yang berkelanjutan, aku pun berbalik arah tuk menepi sambil menunggu redanya hujan.

Tiba-tiba, ada tiga orang pria yang menyapa dan menawarkanku tempat berteduh di persimpangan jalan. 🚶‍♂️🚶‍♂️🚶‍♂️

Mereka berinisiatif tuk mengajakku ke emperan toko swalayan.

Di sana mereka sedikit berbincang denganku dan mengantarkanku ke pos satpam ketika langit telah menyembunyikan kesedihan.

Salah satu di antara mereka menemaniku dan memesankanku ojek online. 🛵

Ketika kutanya, "Harganya berapa?"

Ia menjawab, "Tak usah, biar saya yang membayar."

Aku lantas naik dan mengucapkan rasa terima kasih kepada si dermawan. 🙏

Ketika kutanya kepada driver, ternyata harganya Rp60.000-an! 😮

Oh, sungguh menemukan kebaikan yang tak kusangka.

Awalnya kebingungan di tengah jalan, lalu ada yang membantu untuk mencarikan orderan online dan membayarkannya. ❤️ 

Aku di Lumbung Nestafa Karena Abaimu

Kau baca, tapi kau tak mau tahu. 😔

Kau dengar, tapi seolah-olah telingamu tuli. 👂🚫

Kau lihat, tapi kau tak mau peduli. 😒

Kau berdiri di tengah jurang kehampaan yang memekikkan telinga. 😵

Kau abai kepada yang datang di hadiratmu. 🚶‍♀️

Kau anggap berlalu semua suara yang menjerit 'tuk meminta pertolonganmu. 🗣️🆘

Kau perhatikan, tapi kau acuh dan diam seribu langkah sejuta aksi. 👤🔇

Kemanakah rasa belas kasihmu? ❤️‍🩹

Di mana jiwa kebesaranmu? ✨

Ke mana hadirnya anugerah kasih yang kau janjikan? 💔

Aku lelah. 😩

Aku menderita di lumbung nestapa. 🥀 

Di Balik Nadir Kebinasaan

Ketika hidup hanya berkalang sepi... 🍂

Dikala jiwa seperti tidak terisi... 😶

Disaat hati hampa diselimuti kabut berduri. 💔

Hari demi hari terkalahkan dengan hayal yang melambung tinggi, 🪁

Aku terombang-ambing dalam ilusi, 🌊

Ilusi yang membuang waktuku sia-sia! ⏳

Aku tercabik-cabik oleh pedihnya hukum semesta, ⚡️

Tombak waktu mengujamku dengan lava derita! 🔥

Ia membakarku dengan api yang membara... 😩

Aku terpanggang di bawah atap durjana. 💀

Desir suaraku tak lagi terdengar, 🔇

Lirih kurasa siksaan yang membakar, 🔥

Tubuhku luluh lantak oleh kekejaman yang menggelegar, 💥

Jiwaku tak lagi berbentuk, harapku hilang berganti dengan serpihan debu-debu dosa. 🌬️💔 

Tirai Kepahitan Asmara

Di balik tirai senyummu yang samar,

Kurasakan denting hati yang gentar.

Kau lukis batas, dinding menjulang,

Seolah duniaku tak layak kau pandang.

 

Katamu, kita bak surya dan rembulan,

Takkan menyatu dalam satu ikatan.

Aku debu di telapak kakimu yang mulia,

Terlalu hina untuk sentuh singgasana.

 

Begitu agung dirimu, tak bercela,

Bagai patung pualam tak berjiwa.

Aku hanya serpihan, puing aksara,

Tak pantas bersanding dengan dewi sempurna.

 

Biarlah kupeluk bayangmu dari jauh,

Dalam sunyi, cintaku kan berlabuh.

Moga kau bahagia di menara gadingmu,

Sedang aku? Hanya remah yang menunggu. 

Berkarya Sampai Mati ✍️

Berkaryalah  tanpa henti;

Tak usah hiraukan mau ramai, mau sepi.

Kita bukan Chairil Anwar atau Taufik Ismail yang sekali terbit tulisan baru langsung viral di seluruh negeri.

Kita mau orang terkagum-kagum sama karya kita? 🤔

Hmm, sori, mimpi kali. 😅

Kita bukan siapa-siapa dan enggak ada kontribusi yang berarti.

Jangan berharap yang lebih 'tuk dikagumi oleh banyak orang di sana-sini,

Apalagi netizen +62 yang kalau melihat karya bagus muji setinggi langit, namun kalau ada karya yang dianggap jelek komentarnya membuat mengelus dada sampai bikin ulu hati menjerit. 😩

Yo, yo, terus berkarya! ✨

Yo, yo, jangan terpengaruh ada atau enggaknya pembaca! 💪

Yo, yo, teruslah tulis lautan cerita, 🌊

Yo, yo, jadikan ia sebagai kenangan yang tak pernah terlupa! 💖 

Harap Sumbang di Balik Tirai Keraguan

Kehidupanku banyak lika-liku. Suram tidak, tapi nasib tak menentu. 😔 Keinginan telah pada puncaknya. Hampir saja aku kalap, dibodohi dunia. Sering kubertanya pada diri sendiri... Ke manakah kiranya arah hidupku ini? 🤔 Lonceng telah berbunyi, menunjukkan waktu saatnya melangkah. Sedang aku masih terpaku, dipenuhi tanda tanya. 🔔❓

Oh, Tuhan, Kau Maha Pemberi Jawaban. Istajiblah doaku, hilangkan semua beban. 🙏 Kau Maha Pengatur Kehidupan. Skenariokanlah jalan hidupku yang indah agar aku tidak ditelan kehancuran. ✨ 

Lima Hal yang Wajib Dihindari Dalam Hidup

Tau nggak, hal apa yang paling nggak penting dalam hidup? 🤔

Tau, nggak?

Beneran tau apa pura-pura tau?

Beda, nih, orang yang emang beneran tau sama orang yang pura-pura tau.

 

Ingat, ya, ada 5 hal yang nggak penting dan bahkan kelima hal tersebut paling nggak usah dihiraukan dalam hidup kita.

1. Pedengki 😠

Orang kalau sudah terjangkit penyakit dengki, dokter mana pun nggak bisa nanganin.

Dengki penyakit yang nggak ada penanganan khusus medis, tapi dampaknya begitu merepotkan kalau kita bawa ke medis, sampai-sampai yang nanganin pun nyerah.

Loh, iya, orang kalau sudah kena dengki, apa pun bakal bisa terjadi.

Positif/negatifnya berbeda dari yang lain.

Kok bisa?

Loh, pikir aja! Pedengki itu paling senang kalau kita susah dan sebaliknya.

2. Pemalas 😴

Malas itu memang bawaan dari lahir yang mana setiap orang pasti punya. Tapi sayangnya, nggak semua orang tau cara ngilangin malas itu. Atau, dia tau, tapi nggak mau buat ngebuangnya. Dia terus-menerus nyaman dengan kemalasan itu.

Gampang nyepelein waktu, gampang nganggap remeh masalah yang berat, gampang ngebiarin pekerjaan yang seharusnya tanggung jawab dia, gampang ngelupain tugas, gampang ngindarin masalah tapi bikinnya mah demen. 🤦‍♀️

3. Pengeluh 😩

Orang kalau sudah malas, nggak lengkap banget kalau nggak ada sikap ngeluh di dirinya.

Kalau sudah ngerasa mentok, sana-sini nggak ada harapan, masalah banyak, pasti deh larinya ke ngeluh.

Ngeluhnya berbagai macam. Ada yang pakai story WhatsApp, ada yang curhat ke sahabat, ada yang ngerenungin diri sampai gila, ada yang ini, ada yang itu.

Pokoknya macam-macam deh setiap orang dalam mengekspresikan keluhannya.

4. Putus Asa 😞

Keputusasaan jadi final destination buat orang yang paling doyan nyepelein kesempatan yang ada?

Hmm, ternyata nggak. Putus asa itu bukanlah akhir dari kerugian demi kerugian yang telah terjadi sebelumnya.

Sebenarnya, masih ada waktu buat ngebenerin kehidupan yang sudah bobrok, membenahi kesalahan-kesalahan yang ditumpuk sehingga menjadi beban yang tersistematis, dan menghilangkan kebiasaan buruk yang mengakar. Sebenarnya masih bisa buat diperbaiki.

Tapi, terkadang, rasa ketidakpercayaan itu muncul.

Ketika sudah jatuh, banyak masalah, beban makin menggunung, kepercayaan untuk bisa bangkit sudah hampir nggak ada.

Akhirnya, bukannya sadar, malah lanjut ke poin yang kelima, yaitu stres. 🤯

 

Orang kalau sudah terlalu berat beban masalahnya. Utang di mana-mana, keluarga hancur, sanksi sosial menjadi hakim diri; sudah deh yang ada malah jadi calon pasien ODGJ selanjutnya. 🏥

Kenapa? Ya, jawabannya simpel, karena mentalnya lemah. Kepercayaannya kepada Yang Maha Mengatur hidup sudah hilang. Kalau kepercayaan kepada Yang Maha Mengatur hidup sudah nggak ada, ya sudah selesai sudah hidup.

Mau mati yang sebenarnya belum tiba ajal. Mau belaga nggak punya salah diketawain sama beban moral.

Yah, udahlah, akhirnya yang ada malah mengurung diri dari pergaulan dan terhina di balik seribu permasalahan yang terjal. 😔 

Jeritan di Balik Harapan Semu

 

Ada rintih yang hampir tak terdengar... 🌬

Ada tangis yang tak lagi mampu mengeluarkan air mata... 💧

Ada jeritan yang terus mengiba 'tuk diselamatkan... 🆘

Ada perih yang tak dapat lagi diobati oleh penawar luka... 💔

Ada pedih yang tersayat oleh tajamnya senjata... 🔪

Ada rantai pilu yang mengikat lingkaran nestapa... ⛓

Ada pinta yang memohon dengan sangat, namun dibiarkan hingga mati menjemputnya. 🥀

 

Kapankah penderitaan itu diangkat darinya? 🤔

Entah, hanya Tuhan Sang Maha Berencana yang tahu akhirnya. ✨

Kepedihan itu suram dirasa, tak ada yang dapat menahannya.

Tapi mereka kuat 'tuk bertahan sepanjang penderitaan itu terjadi. 💪

Mereka tegak berdiri melawan getir demi bumi suci yang diberkahi. 🌍

Deru takdir tak lagi dapat terbendung.

Semangat mereka mengalahkan gemuruh peluru yang dihujamkan. 💥

Tetes darah yang jatuh ke bumi, 🩸

Menjadi saksi perjuangan yang tak pernah lekang oleh zaman. ⏳

Harapan di Balik Hayalku

Detik-detik langkah menuju hatimu, ada desir yang terasa hingga menusuk sukmaku. 💔 Perasaan ragu tak lagi bisa tertepis, apakah kau mau bersanding denganku? Itu nan kutanyakan dari jauh hari. 🕰️

Aku tak mampu berdusta, rasa ini nyata adanya. Kau menjadi tambatan hati nan istimewa, di hatiku engkaulah pemenangnya. 👑

Aku tak dapat menjamahmu dengan jari jemariku, tapi sentuhan kalbuku semoga dapat membuka tirai cintamu. ✨

Lama waktu kucari, seorang gadis belia hingga ke ujung negeri. Namun tak nampak pula ia hingga kau hadir menjadi pengisi kehampaan diri ini. Duhai, kau nan jauh di sana! 🌬️ Napasmu terdengar mesra di telingaku. Harummu santer tercium di hayalku. Semoga derai hujan dan tiupan angin membawa salamku untukmu. 💌 

Gemerlap Rindu di Balik Takdir Pilu

Tiap saatku mendengar suaramu bersenandung dan menyebut namaku dalam lantunan syairmu. Tiap jam aku selalu teringat masa-masa kita bercengkrama dulu. Harumnya tubuhmu masih membekas di sini. Setiap hari ulang tahunku, kau selalu memberikan kejutan indah yang tak terduga, dan aku nikmati itu hingga aku terhinap dan jatuh ke pelukanmu. Tiap kali hari bahagiamu, aku terus membawamu ke dermaga sutra yang kupersembahkan untukmu agar kau pahami betapa murninya kasihku.


Suatu hari, ketika kita mengunjungi benteng pesta megah, kau berbisik: "Alangkah istimewanya acara ini. Inilah impian kita. Semoga kita bisa mengadakan dan aku kamu bersatu dalam bahtera peraduan yang disahkan oleh sumpah suci." Namun, kini semua itu tinggal kenangan. Kau tak lagi menyatu dalam denyut nadiku. Kau telah keluar dari samudra kasihku seperti halnya ruh yang terpisah dari jasadnya. Kau mati, tapi tidaklah jiwamu. Melainkan cintamu telah pergi untukku selamanya. 

Ad Unit (Iklan) BIG

Responsive Advertisement