Tenanglah Jiwamu di Dermaga Keabadian

Wibawamu menyejukan kalbu,

Bijak dan tenang sikap yang kau perlihatkan,

Kau sembunyikan keluh kesahmu,

Hanya senyum ramah yang selalu kau berikan.

Kau begitu berat mengemban amanah,

Menjadi pendidik, sekaligus pengayom bagi kami yang memiliki keterbatasan,

Namun, hari demi hari kau lalui dengan senyuman,

Tak pernah mengeluh, meskipun terkadang kami sering menjengkelkan.

Kau tetap sabar mengayomi kami dengan penuh keikhlasan.

Tutur katamu memberikan ketenangan,

Kau membimbing dengan sepenuh hati dan ketulusan,

Tiap langkahmu menjadi butir-butir kebaikan,

Dedikasih nan kau beri menjadi naungan awan.

Kini, kau tak lagi hadir di sisi kami,

Kau pergi, meninggalkan jejak-jejak embun di relung jiwa. 🌧️ Kepergianmu bagai senja yang memudar, menyisakan bias rindu yang tak berkesudahan. πŸŒ… Meskipun jasadmu tiada, namun pelita ilmumu abadi menyinari langkah kami. ✨ Selamat jalan, semoga jiwamu tenang di alam keabadian. πŸ™ 

Renungan di Malam nan kelam

Sunyi suara di tengah malam,

Diriku seperti mati tenggelam,

Aku tak dengar suara apapun meski hanya kokokan ayam,

Aku seperti berada di dalam goa yang mencekam.

Sunyi suara di tengah malam,

Aku tak dapat berdiri, hanya duduk terdiam,

Ratapi nasib yang mendendam,

Aku tersungkur di bawah tangga derita yang mencengkram.

Mencengkram langkahku tuk bergerak,

Tuk lari dari kesuraman hidup yang mengoyak,

Mengoyak harapanku yang begitu meledak dan seketika musnah tertelan gulungan nestapa. 

Memori Rindu yang Kelabu

Tulisan itu kubuatkan untuknya, wanita terindah nan kukenal sejak lama. Ia membuatku jatuh hati tak terkira. Lama waktu berlalu, tak jua kulupa akan dirinya. Aku terpuruk saat ditinggalkannya. Ia cinta pertama ketika kutahu arti cinta. πŸ’”

Tulisan itu kubuatkan untuknya, wanita sederhana yang tak punya banyak pinta. Ia bidadari di batas senja. Aku tertawan olehnya dikala ia melirik ke arahku dan tersenyum dengan makna yang menggoda. 😍 Ia sang pujaan hati yang tersimpan dalam memori mimpi. Kuputar ingatan itu ketika kumerindu. πŸ’­

Entah ada di mana ia saat ini? Yang jelas, ia tak mungkin lagi kembali. πŸ˜” 

Seribu Harap di Bawah Cahaya Fajar Cinta

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Tak perduli meski penuh lika-liku yang kulalui.

Kurelakan melangkah sejauh apapun itu.

Asalkan ia memang benar-benar ada untukku.

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Walau terjangan badai melampaui anganku, kutetap maju tuk menjemputnya dan kubawa ia ke dermaga kasihku.

Kujaga ia sepenuh hati dan setulus jiwa karena ia hadiah Tuhan untukku.

 

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.
kusebrangi samudra rindu yang bergelora, kan kuterjang gurun penantian yang membakar, demi sekeping rembulan hatinya yang telah lama kunanti.

Setiap jejak langkahku adalah doa yang membelah cakrawala, merajut takdir untuk bersua di singgasana cinta abadi.

Akan kujemput jodohku meski di ujung timur.

Biarkan bintang-bintang menjadi saksi bisu atas sumpah setia yang terukir di jiwa, bahwa separuh nafasku adalah miliknya.

Kan kudekap erat titian kebahagiaan bersamanya, membangun istana impian di batas senja, di mana fajar cinta takkan pernah pudar. 

Derita di Balik Dinding Harapan

 Lelah harap kurasa,

Kekecewaan di balik angan-angan semu.

Keinginanku lagi-lagi tak berderma,

Aku terjatuh di bawah ranting-ranting luka yang menganga.

 

Jiwa ini merintih, menangisi takdir yang kejam,

Bagai layar koyak diterjang badai penyesalan.

Setiap janji, bak fatamorgana di gurun hati,

Lenyap ditelan bayang-bayang, menyisakan puing mimpi.

Harapan, dulu bersemi seindah pelangi,

Kini layu, ditusuk sembilu realita yang bengis.

Hati remuk redam, berteriak tanpa suara,

Ditelan sunyi, merajut lara tak bertepi.

Aku di Lumbung Nestafa Karena Abaimu

Kau baca, tapi kau tak mau tahu. πŸ˜”

Kau dengar, tapi seolah-olah telingamu tuli. πŸ‘‚πŸš«

Kau lihat, tapi kau tak mau peduli. πŸ˜’

Kau berdiri di tengah jurang kehampaan yang memekikkan telinga. 😡

Kau abai kepada yang datang di hadiratmu. 🚢‍♀️

Kau anggap berlalu semua suara yang menjerit 'tuk meminta pertolonganmu. πŸ—£️πŸ†˜

Kau perhatikan, tapi kau acuh dan diam seribu langkah sejuta aksi. πŸ‘€πŸ”‡

Kemanakah rasa belas kasihmu? ❤️‍🩹

Di mana jiwa kebesaranmu? ✨

Ke mana hadirnya anugerah kasih yang kau janjikan? πŸ’”

Aku lelah. 😩

Aku menderita di lumbung nestapa. πŸ₯€ 

Di Balik Nadir Kebinasaan

Ketika hidup hanya berkalang sepi... πŸ‚

Dikala jiwa seperti tidak terisi... 😢

Disaat hati hampa diselimuti kabut berduri. πŸ’”

Hari demi hari terkalahkan dengan hayal yang melambung tinggi, πŸͺ

Aku terombang-ambing dalam ilusi, 🌊

Ilusi yang membuang waktuku sia-sia! ⏳

Aku tercabik-cabik oleh pedihnya hukum semesta, ⚡️

Tombak waktu mengujamku dengan lava derita! πŸ”₯

Ia membakarku dengan api yang membara... 😩

Aku terpanggang di bawah atap durjana. πŸ’€

Desir suaraku tak lagi terdengar, πŸ”‡

Lirih kurasa siksaan yang membakar, πŸ”₯

Tubuhku luluh lantak oleh kekejaman yang menggelegar, πŸ’₯

Jiwaku tak lagi berbentuk, harapku hilang berganti dengan serpihan debu-debu dosa. 🌬️πŸ’” 

Tirai Kepahitan Asmara

Di balik tirai senyummu yang samar,

Kurasakan denting hati yang gentar.

Kau lukis batas, dinding menjulang,

Seolah duniaku tak layak kau pandang.

 

Katamu, kita bak surya dan rembulan,

Takkan menyatu dalam satu ikatan.

Aku debu di telapak kakimu yang mulia,

Terlalu hina untuk sentuh singgasana.

 

Begitu agung dirimu, tak bercela,

Bagai patung pualam tak berjiwa.

Aku hanya serpihan, puing aksara,

Tak pantas bersanding dengan dewi sempurna.

 

Biarlah kupeluk bayangmu dari jauh,

Dalam sunyi, cintaku kan berlabuh.

Moga kau bahagia di menara gadingmu,

Sedang aku? Hanya remah yang menunggu. 

Berkarya Sampai Mati ✍️

Berkaryalah  tanpa henti;

Tak usah hiraukan mau ramai, mau sepi.

Kita bukan Chairil Anwar atau Taufik Ismail yang sekali terbit tulisan baru langsung viral di seluruh negeri.

Kita mau orang terkagum-kagum sama karya kita? πŸ€”

Hmm, sori, mimpi kali. πŸ˜…

Kita bukan siapa-siapa dan enggak ada kontribusi yang berarti.

Jangan berharap yang lebih 'tuk dikagumi oleh banyak orang di sana-sini,

Apalagi netizen +62 yang kalau melihat karya bagus muji setinggi langit, namun kalau ada karya yang dianggap jelek komentarnya membuat mengelus dada sampai bikin ulu hati menjerit. 😩

Yo, yo, terus berkarya! ✨

Yo, yo, jangan terpengaruh ada atau enggaknya pembaca! πŸ’ͺ

Yo, yo, teruslah tulis lautan cerita, 🌊

Yo, yo, jadikan ia sebagai kenangan yang tak pernah terlupa! πŸ’– 

Harap Sumbang di Balik Tirai Keraguan

Kehidupanku banyak lika-liku. Suram tidak, tapi nasib tak menentu. πŸ˜” Keinginan telah pada puncaknya. Hampir saja aku kalap, dibodohi dunia. Sering kubertanya pada diri sendiri... Ke manakah kiranya arah hidupku ini? πŸ€” Lonceng telah berbunyi, menunjukkan waktu saatnya melangkah. Sedang aku masih terpaku, dipenuhi tanda tanya. πŸ””❓

Oh, Tuhan, Kau Maha Pemberi Jawaban. Istajiblah doaku, hilangkan semua beban. πŸ™ Kau Maha Pengatur Kehidupan. Skenariokanlah jalan hidupku yang indah agar aku tidak ditelan kehancuran. ✨ 

Jeritan di Balik Harapan Semu

 

Ada rintih yang hampir tak terdengar... 🌬

Ada tangis yang tak lagi mampu mengeluarkan air mata... πŸ’§

Ada jeritan yang terus mengiba 'tuk diselamatkan... πŸ†˜

Ada perih yang tak dapat lagi diobati oleh penawar luka... πŸ’”

Ada pedih yang tersayat oleh tajamnya senjata... πŸ”ͺ

Ada rantai pilu yang mengikat lingkaran nestapa... ⛓

Ada pinta yang memohon dengan sangat, namun dibiarkan hingga mati menjemputnya. πŸ₯€

 

Kapankah penderitaan itu diangkat darinya? πŸ€”

Entah, hanya Tuhan Sang Maha Berencana yang tahu akhirnya. ✨

Kepedihan itu suram dirasa, tak ada yang dapat menahannya.

Tapi mereka kuat 'tuk bertahan sepanjang penderitaan itu terjadi. πŸ’ͺ

Mereka tegak berdiri melawan getir demi bumi suci yang diberkahi. 🌍

Deru takdir tak lagi dapat terbendung.

Semangat mereka mengalahkan gemuruh peluru yang dihujamkan. πŸ’₯

Tetes darah yang jatuh ke bumi, 🩸

Menjadi saksi perjuangan yang tak pernah lekang oleh zaman. ⏳

Harapan di Balik Hayalku

Detik-detik langkah menuju hatimu, ada desir yang terasa hingga menusuk sukmaku. πŸ’” Perasaan ragu tak lagi bisa tertepis, apakah kau mau bersanding denganku? Itu nan kutanyakan dari jauh hari. πŸ•°️

Aku tak mampu berdusta, rasa ini nyata adanya. Kau menjadi tambatan hati nan istimewa, di hatiku engkaulah pemenangnya. πŸ‘‘

Aku tak dapat menjamahmu dengan jari jemariku, tapi sentuhan kalbuku semoga dapat membuka tirai cintamu. ✨

Lama waktu kucari, seorang gadis belia hingga ke ujung negeri. Namun tak nampak pula ia hingga kau hadir menjadi pengisi kehampaan diri ini. Duhai, kau nan jauh di sana! 🌬️ Napasmu terdengar mesra di telingaku. Harummu santer tercium di hayalku. Semoga derai hujan dan tiupan angin membawa salamku untukmu. πŸ’Œ 

Gemerlap Rindu di Balik Takdir Pilu

Tiap saatku mendengar suaramu bersenandung dan menyebut namaku dalam lantunan syairmu. Tiap jam aku selalu teringat masa-masa kita bercengkrama dulu. Harumnya tubuhmu masih membekas di sini. Setiap hari ulang tahunku, kau selalu memberikan kejutan indah yang tak terduga, dan aku nikmati itu hingga aku terhinap dan jatuh ke pelukanmu. Tiap kali hari bahagiamu, aku terus membawamu ke dermaga sutra yang kupersembahkan untukmu agar kau pahami betapa murninya kasihku.


Suatu hari, ketika kita mengunjungi benteng pesta megah, kau berbisik: "Alangkah istimewanya acara ini. Inilah impian kita. Semoga kita bisa mengadakan dan aku kamu bersatu dalam bahtera peraduan yang disahkan oleh sumpah suci." Namun, kini semua itu tinggal kenangan. Kau tak lagi menyatu dalam denyut nadiku. Kau telah keluar dari samudra kasihku seperti halnya ruh yang terpisah dari jasadnya. Kau mati, tapi tidaklah jiwamu. Melainkan cintamu telah pergi untukku selamanya. 

Ad Unit (Iklan) BIG

Responsive Advertisement