Gemerlap Rindu di Balik Takdir Pilu

Tiap saatku mendengar suaramu bersenandung dan menyebut namaku dalam lantunan syairmu. Tiap jam aku selalu teringat masa-masa kita bercengkrama dulu. Harumnya tubuhmu masih membekas di sini. Setiap hari ulang tahunku, kau selalu memberikan kejutan indah yang tak terduga, dan aku nikmati itu hingga aku terhinap dan jatuh ke pelukanmu. Tiap kali hari bahagiamu, aku terus membawamu ke dermaga sutra yang kupersembahkan untukmu agar kau pahami betapa murninya kasihku.


Suatu hari, ketika kita mengunjungi benteng pesta megah, kau berbisik: "Alangkah istimewanya acara ini. Inilah impian kita. Semoga kita bisa mengadakan dan aku kamu bersatu dalam bahtera peraduan yang disahkan oleh sumpah suci." Namun, kini semua itu tinggal kenangan. Kau tak lagi menyatu dalam denyut nadiku. Kau telah keluar dari samudra kasihku seperti halnya ruh yang terpisah dari jasadnya. Kau mati, tapi tidaklah jiwamu. Melainkan cintamu telah pergi untukku selamanya. 

Label:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ad Unit (Iklan) BIG

Responsive Advertisement